Bulan September dikenal sebagai bulan kesembilan dalam kalender Masehi. Bulan ini sering dihubungkan dengan perubahan, baik dari segi alam, budaya, maupun kehidupan manusia. Di belahan bumi utara, September menandai datangnya musim gugur, sedangkan di belahan bumi selatan menandai awal musim semi. Selain itu, September juga memiliki makna khusus dalam sejarah, budaya, dan peristiwa penting dunia.
Kata September berasal dari bahasa Latin “septem” yang berarti tujuh. Hal ini karena pada kalender Romawi kuno, September adalah bulan ketujuh sebelum kalender diperbarui menjadi 12 bulan seperti sekarang. Meski kini berada di urutan kesembilan, nama "September" tetap dipertahankan.
Belahan Bumi Utara → musim panas berakhir dan musim gugur dimulai. Suhu mulai menurun, dedaunan berubah warna, dan hari semakin singkat.
Belahan Bumi Selatan → musim dingin berakhir dan musim semi dimulai. Bunga bermekaran, suhu mulai hangat, dan kehidupan alam kembali aktif.
Di Indonesia → September biasanya menandai peralihan musim kemarau menuju musim hujan, meski berbeda-beda tergantung daerah.
Hari Kemerdekaan Meksiko (16 September).
Hari Perdamaian Internasional (21 September).
Equinox September → fenomena astronomi ketika siang dan malam memiliki durasi hampir sama, biasanya jatuh pada 22 atau 23 September.
Sejarah di Indonesia → peristiwa penting seperti G30S/PKI (30 September 1965).
Banyak orang memandang September sebagai bulan penuh harapan baru. Perubahan musim menjadi simbol pergantian fase kehidupan. Dedikasi, introspeksi, dan semangat baru sering dijadikan tema dalam sastra, musik, maupun karya seni yang terinspirasi dari bulan ini.
Bulan September bukan hanya bulan kesembilan dalam kalender, tetapi juga simbol perubahan, peralihan, dan awal yang baru. Dengan segala peristiwa alam maupun sejarah yang terjadi, September memberikan pelajaran bahwa setiap perubahan adalah bagian penting dari perjalanan kehidupan.